Ikan.Co.Id — Budidaya Ikan Cobia : Ikan Cobia (Rachycentron canadum) ialah komoditas unggulan baru subsektor perikanan budidaya yang lagi dibesarkan Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.
Salah satu spesies ikan laut karnivora ini mempunyai beberapa keunggulan buat dibudidayakan.
Pengembangan kobia diawali semenjak 2006. Pada dikala itu BBPBL Lampung menerima 400 – an ekor benih Cobi.
Dari Balai Studi Perikanan Laut, Gondol – Bali yang induk F – 1 berasal dari hasil tangkapan di Teluk Pegametan – Bali.
Berikutnya pada 2009, diawali pembenihan serta sampai ini BBPBL Lampung ialah awal serta salah satunya UPT dari Ditjen Perikanan Budidaya yang sukses memproduksi benih ikan kobia.
Pada 2020 lalu, ditargetkan penciptaan benih ikan kobia di BBPBL Lampung sebanyak 100 ribu ekor, dari 30 ekor induk.
Dengan berat antara 5 kg hingga 15 kg. Nantinya seluruh benih itu, buat program dorongan ke warga.
Sampai Juli tahun 2020, BBPBL Lampung sudah menyerahkan dorongan benih ikan cobia sebanyak kurang lebih 26 ribu ekor.
Kepada 3 kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Pangandaran – Jawa Barat.
Serta 5 kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Pesawaran – Lampung.
Tahun – tahun lebih dahulu benih kobia telah disebar kepada kelompok pembudidaya di bermacam wilayah lewat paket dorongan yang didanai pemerintah.
Di antara lain ke Aceh, Sumut, Bali, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Maluku. Tercantum ke UPT – UPT Perikanan buat pengembangan.
Di samping menolong benih kepada para pembudidaya supaya penciptaan ikan cobia dapat terus bertambah.
BBPBL pula membagikan teknis pendampingan kepada pembudidaya supaya budidayanya berjalan baik serta menolong dalam perihal pemasaran hasil.
Pendampingan dicoba dengan memonitor keramba jaring apung (KJA) pembudidaya serta lewat saluran komunikasi yang terdapat.
Saat ini kita dapat melaksanakan video call, Zoom serta lain – lain sehingga dapat melaksanakan pendampingan kepada segenap pembudidaya di bermacam wilayah.
Paling utama, di Teluk Lampung yang kerap dilanda red tide, BBPBL hendak berikan saran zona perairan yang kecil mungkin timbul red tide.
Red tide jadi musuh utama ikan kobia serta kerapu sebab alga merah ini menutup insangnya sehingga ikan kekurangan oksigen.
Budidaya Ikan Cobia
Tempat Budidaya
Posisi yang sesuai buat dijadikan tempat budidaya merupakan perairan selat kecil ataupun teluk yang terlindung dari ombak serta badai.
Posisi budidaya pula wajib mempunyai masa pergantian air yang baik, tidak tercemar, gampang memperoleh sumber pakan, serta gampang terjangkau oleh manusia.
Wadah budidaya
Budidaya ikan cobia umumnya dicoba pada rakit yang kerangkanya dibuat dari kayu keras, tahan terhadap air hujan, terik matahari, serta air.
Kayu yang umumnya digunakan merupakan kayu ulin ataupun kayu bayam berdimensi 5 cm × 5 cm × 6 cm ataupun 5 cm ×10 cm × 6 cm yang bisa digunakan selaku bahan rakit.
Pada rakit umumnya memakai drum plastik berdimensi 200 liter serta telah dilengkapi dengan jangkar supaya drum tidak terapung kemana – mana.
Budidaya pula dapat dicoba dalam keramba jaring apung berdimensi 2 m × 2 m × 2 m.
Luas keramba tersebut digunakan buat membudidaya benih berdimensi 25 gr.
Keramba berdimensi 3 m × 3 m × 3 m digunakan buat ikan berbobot 1 kg.
Benih
Benih yang digunakan dapat berasal dari Balai Besar Studi Perikanan yang terdekat dari tempat tinggal Kamu.
Padat tebar pada keramba jaring buat benih berdimensi 25 gr dekat 800 ekor.
Sehabis ikan berkembang serta dipindahkan dalam keramba jaring buat ikan berbobot 1 kilogram, padat tebar jadi kurang dari 10 ekor/ m3.
Pemijahan
Cobia dapat memijah sepanjang tahun. Metode pemijahan ikan cobia dibagi 2.
Pertama memakai rangsangan secara natural dengan merendahkan permukaan air sampai 80 % biar suhunya panas sehingga memicu ikan buat memijah.
Ke dalam bak pemijahan dimasukan indukan jantan serta betina dengan perbandingan 1 jantan serta 2 betina.
Kedua, lewat rangsangan hormon dengan menyuntikan hormon HCG pada dasar kulit sirip indukan yang telah dipilih.
Seleksinya merupakan dengan melaksanakan striping pada indukan jantan. Bila didapatkan terdapat mani itu berarti kantong spermanya telah terisi mani.
Kemudian buat indukan betina dicoba penyedotan sel telur, bila terdapat sel telur, baru indukannya disuntik hormon HCG.
Pada hari ketiga sehabis disuntik diharapkan indukan telah memijah. Sehabis memijah dicoba pilih dengan menyetop aerasi pada akuariumnya.
Umumnya telur ikan kobia sebanyak 200 – 300 butir per kilogram dari berat indukan.
Telur
Telur yang mengambang, berarti telur yang sudah dibuahi mani serta yang tidak mengambang berarti telur yang tidak dibuahi. Berikutnya dicoba penyiponan sehingga cuma telur yang baik yang tersisa.
Berikutnya telur yang baik ini dimasukan ke dalam hapa (jaring halus) dengan air mengalir, kemudian dibiarkan sepanjang 18 – 24 jam sampai telur menetas.
Sehabis menetas, larva dimasukan ke dalam bak pemeliharaan larva. Bak – bak pembesaran larva ditutup supaya suhunya normal pada temperatur 29 derajat Celcius.
Pada hari kedua (D – 2) baru dimasukan plankton, rotifera. Karena sehabis hari kedua cadangan santapan larva telah habis.
Pemberian rotifera sampai hari ke – 9 serta nanocloriside (plankton) hingga hari ke – 20.
Mulai hari ke – 9 diawali pemberian artemia. Pada hari ke – 15 diawali pemberian pelet.
Kemudian pada hari ke – 25 larva telah dipanen buat berikutnya dibesarkan dalam bak – bak pembesaran larva sampai 3 bulan.
BBPBL menjual benih kobia dengan harga Rp200/ centimeter dengan dimensi benih 7 – 9 centimeter.
Secara garis besarnya, masa inkubasi telur selama 18 hingga 24 jam. Kemudian pemeliharaan larva selama 20 hingga 22 hari dari dimensi 0, 2 cm – 3 cm.
Diiringi pendederan awal sepanjang 30 hari dari dimensi 3 cm sampai 9 cm.
Dilanjutkan dengan pendederan kedua sepanjang 30 hari dari dimensi 9 cm sampai 20 cm.
Disusul dengan penggelondongan sepanjang 45 hari dari dimensi 30 gr jadi 100 gr ataupun dari 20 cm jadi 27 cm.
Buat jadi indukan, kobia berusia lebih dari 2 tahun. Indukan jantan secara raga cekungan siripnya lebih dalam sebab biar lebih lincah berenang mengejar betina.
Sedangkan indukan yang betina siripnya lebih lebar. Penampakan anal indukan betina lebih merah, agak mencuat serta menebal
Pakan
Pakan yang diberikan merupakan ikan rucah ataupun pakan buatan (pelet) dengan jatah yang membiasakan bobot ikan.
Terus menjadi besar bobot ikan, hendak terus menjadi sedikit dosis pakan dan frekuensi pemberian pakan.
Panen
Cobia telah dapat dipanen dikala berdimensi 25 cm – 30 cm dengan masa pemeliharaan sepanjang 80 – 100 hari.
Sistem panen yang diakukan merupakan total ataupun segala ikan dalam satu keramba dipanen sekalian.
Metode panen ikan cobia sama dengan panen ikan yang dibudidayakan di keramba jaring apung.
Demikian pembahasan kita kali ini tentang Budidaya Ikan Cobia, semoga bermanfaat jangan lupa di share sobat Ikan.Co.Id